Israel Dalam Berita

Ambisi Trump Menyulap Gaza Jadi Hong Kong

Banyak orang nyinyir dan kurang menyukai Trump (Presiden AS). Namun untuk usaha mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina, Trump boleh dikasih jempol. Amerika datang bukan hanya kasih uang semata tetapi dengan konsep pembangunan, solusi nyata untuk implementasi jangka panjang. Salut!

Berikut rencana program pembangunan “Peace For Prosperity” yang dibahas di Bahrain :

  1. Bangun infrastruktur di Gaza dan Tepi Barat
  2. Integrasi Tansportasi termasuk kereta api
  3. Rumah sakit, sekolah, rumah dan akses listrik,mair bersih dan dunia digital
  4. Target ekspor naik dari 17% menjadi 40%
  5. Target investasi asing dari PDB Palestina dari 1,4% menjadi 8%
  6. Bangun terminal di perbatasan termasuk ruang tunggu yang nyaman
  7. Meningkatkan turisme dengan bangun kota tepi pantai seperti Hong Kong di garis pantai Gaza sejauh 40 km.
  8. Bangun minimal 1 universitas yang masuk daftar 150 terbaik dunia
  9. Tenaga kerja wanita terserap hingga 35%
  10. Penurunan kematian bayi dari 18/1000 menjadi 9/1000
  11. Peluang hidup naik dari usia 74 tahun menjadi 80 tahun.
  12. Indeks Presepsi Korupsi meningkat menjadi 60
  13. E-Government
  14. World Bank Doing Business Ranking menjadi 75
  15. Peningkatan transparansi

Jika ekonomi Palestina menggeliat maka Mesir, Lebanon, Yordania dan Suriah turut menikmati berkah. Israel sangat diuntungkan karena tidak perlu lagi sibuk “mengurusi” Palestina yang minta air, minta listrik, akses ke Rumah Sakit, numpang kuliah dan cari kerja di Israel. Palestina diharapkan mampu mengurusi dirinya sendiri dan sejahtera!

Menariknya, Trump berharap negara-negara ramah investasi seperti Jepang, China, Singapura dan Taiwan mau investasi di Palestina. Dalam hal rencana gelontoran dana pembangunan demi perdamaian ini, nama Indonesia tidak disebut. Untuk lokasi, Bahrain. Untuk negosiasi, Amerika road show ke negara-negara sunni di Timur Tengah. Indonesia gagal memainkan peranan penting. Indonesia telat menggunakan kesempatan besar ini sebagai negara mayoritas Islam. Padahal bisa banget lho lokasi pertemuan berlangsung di Jakarta, bukan Bahrain.

Lihat Jepang. Untuk soal Amerika dan Iran atau Amerika dan Korea Utara, Jepang menerjunkan diri dalam pembicaraan perdamaian. Jepang, negara penjajah Indonesia yang katanya kejam itu justru bisa menjadi juru damai. Kita hanya bisa gigit jari tidak sanggup netral dalam isu Israel-Palestina.

Tags
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close