Edukasi Holocaust Dibutuhkan di Indonesia
Transkripsi talkshow TV-ONE, Selasa 9 Februari 2022
Judul Talkshow : Heboh Museum Holocaust di Indonesia
Ahmad Nurcholish, Aktivis Keberagaman:
Masalah (Museum Holocaust) di mana?
Haikal Hassan, Aktivis Pro-Palestina:
Masalahnhya adalah kok di Indonesia?
Ahmad Nurcholish, Aktivis Keberagaman:
Lalu apa masalahnya kalau ada di Indonesia?
Haikal Hassan, Aktivis Pro-Palestina:
Kan ini apa hubungannya? Kontra-produktif.
Host TV: Bapak Haikal, kita persilakan Monique Rijkers
Monique Rijkers, Founder Hadassah of Indonesia:
Ya, jadi kalau ditanya apa hubungannya, kenapa harus di Indonesia, boleh tidak saya kasih tunjuk satu gambar? Saya izin perlihatkan kenapa ini (Museum Holocaust) ada relevansinya dengan Indonesia.
Host TV:
Sambil diperlihatkan ke kamera
Monique Rijkers, Founder Hadassah of Indonesia:
Ini adalah film yang saya buat, tentang seorang bayi Yahudi yang diselamatkan oleh keluarga Indonesia di Belanda. Bayi Yahudi ini disembunyikan selama empat tahun. Yang menyembunyikan keluarga Jaw aini, babysitternya itu orang Muslim, Mima Saina. Nah, bayi ini masih hidup, karena dia diselamatkan, disembunyikan akhirnya bayi itu menjadi dokter paru terkenal di Amerika. Namanya Alfred Munzer. Relevansi lain dengan konteks kita di Indonesia, kenapa Museum Holocaust itu boleh ada, edukasi Holocaust itu penting, lihat ini. Anda bisa melihanya di Google Images. Anak-anak muda memberi salam seperti Hitler. Apakah ini bisa diterima di Indonesia? Anda bisa lihat ada mobil dengan stiker simbol swastika Nazi di Indonesia. Di Bandung, ada kafe bertema Nazi. Coba lihat! Kita tidak ada hubungannya, tetapi….
Haikal Hassan, Aktivis Pro-Palestina:
Karena alasan ini, jadi boleh membuat Museum Holocaust, begitu?
Monique Rijkers, Founder Hadassah of Indonesia:
Indonesia bisa menglorifikasi Hitler, glorifikasi Nazi karena tidak paham ideologi Nazi adalah anti-Yahudi, antisemitisme. Bukan anti-Yahudi saja yang bisa diedukasi, tetapi juga anti terhadap orang lain itu tidak boleh. Suku dan agama yang lain pun tidak boleh.
Host TV: Monique, bisa ditanyakan ke MUI (Majelis Ulama Indonesia) karena MUI mendesak Museum Holocaust di Minahasa ditutup.
Haikal Hassan, Aktivis Pro-Palestina:
Soal penyelamatan (bayi Yahudi oleh keluarga Indonesia) mesti diluruskan sedikit.
Monique Rijkers, Founder Hadassah of Indonesia:
Itu (penutupan Museum Holocaust) saya tidak setuju. Karena ini (sambil menunjukkan foto), mungkin MUI (Majelis Ulama Indonesia) tidak tahu.
Host TV: Selagi ada Bapak Amirsyah Tambunan dari MUI, silakan ditannyakan Monique Rijkers.
Monique Rijkers, Founder Hadassah of Indonesia:
MUI (Majelis Ulama Indonesia) bisa melihat pernah ada Patung Lilin Hitler di Jogyakarta. Patung Hitler dipakai untuk swafoto. Coba bayangkan… dan setelah dikecam dunia, baru ditutup. Anak Indonesia, Anda bisa lihat anak remaja memberi salam (ala Hitler) dengan bendera Indonesia. Malu,kan?
Haikal Hassan, Aktivis Pro-Palestina:
Ini cuma satu gambar lalu menjustifikasi pembenaran sebuah museum. Maaf ya, Monique Rijkers terjangkit penyakit disability thinking (disabilitas berpikir). Cuma satu gambar, kalau mau lihat poin itu yang utuh.
Host TV: Kita dengar suara MUI, Bapak Amirsyah Tambunan
Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jendral MUI (Majelis Ulama Indonesia):
Saya tegaskan apa yang sudah dilakukan di Sulawesi Utara ini menurut saya, termasuk pembangunan tanpa izin. Sekali lagi, secara prosedural menurut saya sangat cacat prosedur. Kalau dikatakan (museum) pribadi tidak perlu izin, ini lagi-lagi menurut saya, sikap yang gegabah. Sikap yang sangat bertentangan dengan peraturan undang-undang yang ada di Indonesia.
Substansi museum ini menurut saya tidak relevan. Kenapa? Karena kontraproduktif dengan apa yang terjadi pada sejarah yang ingin dijelaskan di dalam museum ini. Indonesia punya sejarah ini. Kenapa tidak sejarah Indonesia yang dibangun di Indonesia. Karena banyak peristiwa bersejarah di Indonesia yang justru menurut saya tidak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Jangan sampai kita miskin sejarah kemudian seolah-olah menganggap bangga sejarah luar itu, tapi kemudian kita membuat sejarah kita sendiri ahistoris terhadap sejarah kita sendiri.
Host TV: Bapak Amirsyah, Monique Rijkers menganggap MUI yang kurang paham (holocaust).
Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jendral MUI (Majelis Ulama Indonesia):
Jadi begini ya, saya kira yang disebut oleh narasumber sebelumnya, termasuk MUI dianggap tidak paham, saya kira terbalik. Kita sudah sangat memahami sejarah Indonesia ini. Bayangkan Indonesia ini berdiri atas perjuangan para ulama, para kiai, para santri tanpa memikirkan jiwa raga yang dikorbankan untuk mendirikan negara ini. Sekarang negara sudah berdiri dari Sabang sampai Merauke, sudah berdaulat maka kedaulatan negara ini sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama, semua penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena sikap dari Yahudi yang masih menjajah Palestina, menurut saya bertentangan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam kondisi semacam itu masa iya dipertontonkan (Holocaust) di masyarakat Indonesia. Ini namanya aneh, menurut saya tidak masuk akal. Di luar akal sehat kita. Ini harus ditolak, karena bertentangan dengan prosedural pendirian Museum Holocaust ini. Terima kasih.