Kaifeng Yahudi, Orang China Berdarah Yahudi

Orang Yahudi di Israel mengalami pembuangan dua kali yakni ke Babilonia dan Persia dalam kurun waktu berbeda. Diaspora Yahudi yang dibuang ke Persia lalu ke India dan mulai mendatangi China pada masa Kaisar Ming (58-75 Masehi) di masa Dinasti Han.
Ada tiga rujukan sejarah yang ditemukan di wilayah Kaifeng yang pertama prasasti tertulis tahun 1489 berisi info tentang kedatangan orang Yahudi di masa Dinasti Han (202 SM-221 Masehi), pembangunan sinagoga Qingzhen si pada tahun 1163 (lihat screenshot), perubahan nama Yahudi 70 keluarga menjadi nama China, pertemuan dengan kaisar pada masa Dinasti Song dan agama yang diturunkan dari Abraham hingga Nabi Ezra (Ezra masih hidup saat pembuangan di Persia sehingga diasumsikan sesuai dengan asal orang Yahudi di Kaifeng yakni Persia).

Prasasti kedua tahun 1512 ditemukan di sinagoga Xuanzhang Daojing si tentang tata cara ibadah Yahudi dan prasasti yang ketiga tahun 1663 tentang peringatan pembangunan kembali sinagoga Qingzhen si.
Selain prasasti, penemuan awal orang Yahudi di China juga diketahui dari surat awal abad ke-8 dalam bahasa Yudea-Persia yang ditemukan oleh Marc Aurel Stein di Danfan Uiliq, pelabuhan penting di masa Jalur Sutera. Surat itu ditulis oleh Ibnu Zeyd al Hassan untuk mengabarkan adanya pemberontak bernama Huang Chao yang membunuh pedagang Arab, Persia, orang Kristen dan Yahudi di Canton, Guangzhou. Kini surat tersebut disimpan di British Museum di London. Marco Polo yang berkunjung di era Dinasti Yuan pada akhir abad ke-13 menulis ada pedagang Yahudi di Beijing. Ibnu Batuta, utusan Arab untuk Kerajaan Mongol pada abad ke-14 juga menginfokan hal yang sama.
Ada pula manuskrip Matteo Ricci, pastur Katolik Jesuit yang bertemu seorang Yahudi Kaifeng pada tahun 1605 di Beijing. Saat melihat gambar Bunda Maria dan Yesus, orang itu mengidentifikasi sebagai Ribka bersama Esau atau Yakub yang dikenal oleh orang Yahudi. Matteo Ricci kemudian mengirim utusan ke Kaifeng dan mencatat ada 10-12 keluarga Yahudi di Kaifeng pada akhir abad ke-16. Masa itu komunitas Yahudi di China menetap di Kaifeng, Hangzhou, Ningbo, Yangzhou dan Ningxia. Baru pada masa Revolusi Soviet tahun 1917 dan Holocaust 1939-1945 banyak orang Yahudi dari Uni Soviet yang melarikan diri ke China dan tinggal di Harbin (kota di China yang terdekat dari Siberia).
Masa sulit orang Yahudi dihadapi di masa Genghis Khan yang melarang kosher dan sunat. Kaisar Ming dari Dinasti Ming (1368–1644) mengganti nama Yahudi seperti Ezra, Simon, Cohen, Gilbert, Lewi, Yosua dan Yonatan menjadi Ai (艾), Shi (石), Gao (高), Jin (金), Li (李), Zhang (張), and Zhao (趙). Orang China menyebut orang Yahudi Tiao jin jiao atau Youtairen, istilah kontemporer dalam bahasa Mandarin.
Kini komunitas Yahudi Kaifeng yang beragama Yudaisme tinggal sedikit dan sudah berbaur karena pernikahan dengan etnis Han atau Hui. Beberapa orang Yahudi Kaifeng memilih aliyah alias mudik ke Israel (tampak dalam foto) karena Israel mengenal UU yang mengizinkan keturunan Yahudi menjadi warga negara Israel. Namun syaratnya berat! Harus bisa bahasa Ibrani dan menganut Yudaisme.

#FaktaIsrael #YahudiKaifeng #Kaifeng #Aliyah #Zionisme #Yahudi #Diaspora #ChinaBerdarahYahudi