Mesias
Tulisan Ke-10 Israel dan Yesus
Natal favorit saya adalah ayat ini “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”(Yesaya 9:5). Pada ayat ini, Nabi Yesaya bernubuat TUHAN (Elohim yang Perkasa, Bapa yang Kekal) akan memberikan dirinya dan lahir sebagai seorang anak, lebih tepatnya lagi sebagai anak laki-laki (putera).
Nabi Yesaya bahkan menyebut secara spesifik namanya akan disebut Imanuel yang berarti TUHAN tinggal bersama manusia (Yesaya 7:14). Nabi Yesaya juga menubuatkan tentang Raja Damai yang akan memerintah (lambang pemerintahan ada di atas bahunya menunjukkan kuasa dan otoritas). Inilah yang belum terwujud.
Sang Raja Damai baru akan memerintah saat Yesus datang kembali sebagai Raja Atas Segala Raja bagi seluruh manusia dan membawa damai untuk Israel. Israel tidak akan pernah damai tanpa Raja Damai. Semua usaha perdamaian yang diprakarsai manusia akan berakhir sia-sia karena perdamaian sejati hanya karena dipimpin dan melibatkan Raja Damai.
MESSIAH-NYA HANDEL
Karena suka sama ayat Yesaya 9:5 itu, saya pun menyukai lagu “Unto Us The Son is Born” salah satu karya dari oratorio Handel yang berjudul Messiah. Messiah menjadi mahakarya penting dunia musik. Jika ditampilkan utuh membutuhkan 3 jam, khusus untuk ayat Alkitab yang jika dibaca mungkin cuma butuh waktu 30 menit. Beethoven memuji Handel sebagai komposer terbesar dunia padahal sebelum mengubah Mesias, Handel hanya komposer picisan, miskin tanpa karya yang layak. Namun hidupnya berubah setelah Handel menekuni Alkitab. Ia membaca dan membaca terus menerus hingga akhirnya ayat-ayat itu memberikan inspirasi nada dan lirik dalam benaknya.
Saya pernah nonton film “The Great Mr Handel” dikisahkan Handel mencoba menulis selama 24 hari dan pada tiga hari terakhir Handel mendengar TUHAN bilang, “Tulislah” dan seperti ada yg menggerakkan tangannya. Sebelum kejadian itu Handel berdoa “Saya minum cawan ini, mampukan saya untuk menyelesaikan karya terbesar”.
Karyanya belum ada tapi dia meminta kepada TUHAN. Kini “Hallelujah” dan “Unto Us The Son Is Born” mahakarya Handel dari oratorio ” Messiah’ dinyanyikan setiap Natal di banyak gereja di dunia.
JAWABAN KERINDUAN HATI
Tahun 2014 saya kaget luar biasa ketika diundang ke Amerika Serikat oleh Kedubes Amerika untuk belajar jurnalisme investigasi, ada acara menonton konser musik klasik di Salt Lake City, Utah dan saya mendengar untuk pertama kali “Unto Us The Child is Born” dibawakan live. Saya senang luar biasa, tapi sayangnya tidak boleh merekam. Saya heran TUHAN kok bisa ya memberikan saya kesempatan dengar lagu kesukaan yang sebelumnya cuma nonton di YouTube.
Lalu tahun 2016, narasumber saya seorang kolektor biola yang tahu saya suka Unto Us The Child is Born memberikan karcis untuk menonton Messiah di Jakarta. Saya pun datang dan merekam suara emas Aning Katamsi, seorang muslim. Saya heran kok bisa ya TUHAN tahu kerinduan hati saya untuk dengar konser lagu kesukaan.
Saya sadar ayat 1 Korintus 2:9 itu betul adanya. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah (Elohim) untuk mereka yang mengasihi Dia.” Pada Natal tahun ini saya berharap saudara-saudara semua yang mengasihi TUHAN akan menerima jawaban doa, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga bahkan tidak pernah Anda pikirkan, doakan dan belum pernah timbul di hati, yang terbaik diberikan TUHAN untuk saudara semua. Sama seperti TUHAN memberikan ide kreatif kepada Handel, TUHAN juga bisa memberikan ide dan terobosan untuk hidup saudara semua.
Sama seperti TUHAN memulihkan hidup Handel yang miskin, sakit dan kesepian, TUHAN yang sama juga bisa melakukan hal yang sama jika saudara mencariNya dan meminta kepadaNya.
Imanuel
Tulisan Monique Rijkers untuk FaktaIsrael