Dunia Orang YahudiSerba-Serbi Israel dan Indonesia

Penolakan MUI dan MPR Membuktikan Edukasi Holocaust Sangat Diperlukan di Indonesia

PBB pada Januari 2022 menetapkan Resolusi Mengutuk Penolakan atau Penyangkalan Holocaust. Di Indonesia kita menyaksikan, sejumlah kalangan bersuara menolak edukasi Holocaust di Indonesia.

Sebuah pameran Holocaust dalam rangka Hari Peringatan Holocaust Sedunia 27 Januari, yang berlangsung di sinagoga di Minahasa, Sulawesi Utara menimbulkan reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. 

MUI, institusi resmi dan para tokoh masyarakat idealnya turut membantu edukasi Holocaust agar orang Indonesia melek sejarah genosida terhadap 6 juta orang Yahudi. 

Inilah yang dilakukan oleh 25 tokoh Islam dari beberapa negara yang bersedia datang ke bekas kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, Polandia pada Hari Peringatan Holocaust Sedunia 27 Januari 2020 silam.

Bahkan, para tokoh Muslim itu bersama-sama mendoakan korban Holocaust. Tahun 2013, sejumlah pemimpin Islam juga datang dan berdoa di lokasi Dinding kematian Auschwitz. 
Menyangkal atau Menerima Fakta Sejarah Holocaust?
Seorang Doktor kelahiran Pakistan, Mehnaz Afridi menulis buku berjudul “Holocaust Menurut Mata Muslim” menyatakan, penolakan muslim untuk menerima Israel adalah salah satu alasan utama penolakan Holocaust. Mehnaz Afridi kemudian terlibat dalam edukasi Holocaust untuk kalangan Muslim, sebab ia menyadari banyak orang Muslim sulit menerima Holocaust sebagai fakta sejarah.

Sejumlah tokoh kalangan Islam memang menolak fakta peristiwa Holocaust dan menyangkal Holocaust sebagai tragedi kemanusian. Presiden Iran Ahmadinejad dan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah adalah para penyangkal Holocaust yang menolak eksistensi negara Israel. Di lain pihak, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, PLO sekaligus Presiden Pertama Palestina Yasser Arafat malah berkunjung ke Museum Anne Frank di Belanda tahun 1998.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas pernah melontarkan pernyataan negatif terkait Holocaust pada tahun 2018 dan ia meminta maaf untuk hal itu karena dianggap sebagai lontaran kebencian terhadap Yahudi. 
Pertanyaannya, apakah orang Indonesia ingin berada dalam barisan yang sama dengan para penyangkal Holocaust atau ikut Yasser Arafat yang mau ke museum korban Holocaust?

FaktaIsrael percaya orang Indonesia cukup cerdas untuk tidak menutup mata pada fakta-fakta genosida terhadap 6 juta orang Yahudi. Hanya kebencian yang mampu. membutakan orang dari kebenaran.

Saudara, edukasi Holocaust sangat penting di Indonesia sebab kebencian terhadap Yahudi masih ada di Indonesia. Belajar sejarah Holocaust bukan berarti melupakan dukungan Indonesia terhadap Palestina. 


Holocaust dan Nakba Tidak Berkaitan
Holocaust dan Nakba adalah dua hal yang berbeda. Holocaust adalah pembunuhan terhadap Yahudi secara sistematik dengan tujuan meniadakan orang Yahudi. Sedangkan Nakba atau tersingkirnya orang Arab Palestina dari tanah Palestina -yang berada di bawah kekuasaan Mandat Inggris- adalah imbas dari Perang Arab dan Israel tahun 1948 setelah Israel berdiri menjadi negara.

Padahal negara Israel ada setelah PBB setuju untuk membagi tanah Palestina untuk Arab Palestina dan Yahudi Palestina. Tanah Palestina dahulu bernama Yudea, namun diubah menjadi Palestina oleh Kaisar Hadrian tahun 135 Masehi. 
Perlu diingat, banyak orang Arab Palestina yang memilih tetap tinggal di wilayah yang menjadi Israel dan menjadi warga negara Israel. Menurut Institute for Middle East Understanding, dari 750 ribu Arab Palestina di masa Mandat Inggris, 150 ribu tetap berada di wilayah Israel.

Kini 150 ribu orang itu berkembang menjadi 1,9 orang warga negara Israel. 
Sekali lagi, edukasi tentang Holocaust tetap diperlukan agar tragedi tersebut tidak terulang lagi terhadap ras dan etnis lain, agama apapun dan kelompok yang berbeda pandangan politik atau pilihan seksualitas.

Reaksi keras dari para tokoh Islam di Indonesia justru makin membuktikan edukasi Holocaust sangat penting bagi masyarakat Indonesia. 
Salam damai dari FaktaIsrael

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close