Sejarah Kemerdekaan Palestina dan Peran Indonesia
Deklarasi Kemerdekaan dan Proklamasi Negara Palestina berlangsung pada 15 November 1988 di Aljazair (lihat di sini: http://palestineun.org/about-palestine/).
Dalam Deklarasi Kemerdekaan Palestina disebutkan:
- Ibu kota negara Palestina adalah Yerusalem
- Wilayah Palestina merujuk pada Provinsi Palestina saat berada di bawah Ottoman.
- Negara Palestina adalah negara Arab, bagian yang integral dan tak terpisahkan dari negara Arab, satu bangsa dalam warisan dan peradaban.
- Negara Palestina wajib mematuhi Piagam Liga Negara-negara Arab
- Menyerukan negara-negara Arab mengintensifkan upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel
- Kata “Intifada” disebutkan dua kali dalam Deklarasi Kemerdekaan Palestina. (Intifada adalah perlawanan Palestina terhadap Israel di Tepi Barat dan Gaza. Intifada pertama berlangsung 1987-1993, Intifada Kedua 2000-2005).

Mari kita bahas satu persatu.
1) BATAS WILAYAH PALESTINA
Syarat berdirinya negara adalah ada wilayah, penduduk dan pemerintah. Wilayah yang diklaim Palestina merujuk pada bekas jajahan Ottoman yang berhak merdeka berdasarkan kesepakatan Perang Dunia Pertama yakni Kovenan Liga Bangsa-bangsa (tahun 1919) dan merujuk Perjanjian Lausanne (tahun 1923). Dalam Perjanjian Lausanne itu, Turki membuat kesepakatan dengan Inggris sebagai negara yang menundukkan Ottoman. Tahun 1947 Inggris membagi wilayah Palestina untuk Arab Palestina dan Yahudi Palestina pada tahun 1947. Yahudi Palestina setuju menerima jatah tanah dan merdeka menjadi Israel. Arab Palestina (Mesir, Yordania, Lebanon, Suriah dan Irak) tidak setuju dan memerangi Israel.
Tahun 1967 saat Perang 6 Hari Arab-Israel, Israel merebut Semenanjung Sinai dan Gaza dari Mesir, Dataran Tinggi Golan dari Suriah, Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Yordania. Pada 1993, sebagai buah kesepakatan damai Oslo atas prakarsa Amerika dan Shimon Peres, Palestina yang diwakili Yasser Arafat mengakui eksistensi Israel, begitu juga Israel yang diwakili Yitzhak Rabin. Demi perdamaian, tahun 1995 Israel memberikan Ramallah dan Bethlehem kepada Palestina, tahun 2005 Israel mundur dari Gaza untuk diberikan kepada Palestina.
Saat ini wilayah Palestina mencakup:
- Hebron (kota Raja Daud dilantik sebagai Raja Israel, di tempat ini juga ada makam Abraham,Ishak,Yakub dan Sarah, kota untuk Kaleb ben Yefune dari suku Yehuda).
- Yerikho (kota pertama yang direbut oleh Yosua saat Israel masuk ke Tanah Perjanjian).
- Bethlehem (kota kelahiran Daud dan Yesus, makam Rahel, istri Yakub).
- Gaza (kota warisan untuk suku Yehuda, sukunya Daud dan Yesus).
- Ramallah, ibukota Palestina (di Alkitab dalam Matius 2:18 disebut Rama).
Jika melihat wilayah yang sudah dimiliki Palestina maka poin nomor 5 pada Deklarasi diatas, yakni mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina sudah terwujud karena Tepi Barat sesungguhnya adalah wilayah Yudea (Judah atau Yehuda).
2) IBUKOTA YERUSALEM
Yerusalem Timur tidak bisa menjadi ibukota Palestina karena kota Yerusalem sudah ribuan tahun menjadi ibukota Kerajaan Israel. Bukti arkeologi seperti Bait Suci yang dibangun Raja Israel Salomo dan dihancurkan Babilonia 578 SM, lalu dibangun kembali di masa bangsa Israel di bawah Persia hingga dihancurkan Romawi pada 70 Masehi, adanya mata uang berlambang menorah, tembok kota Israel dibangun oleh Nehemia (ada kisah pembangunan tembok Yerusalem dalam Alkitab).
3) MENGAPA INTIFADA
Perang antara Israel dan Palestina tidak pernah ada, yang terjadi adalah Perang Arab vs Israel 1948, 1967 dan 1973 karena Palestina belum ada sebagai entitas. Karena itulah Palestina sadar diri sehingga cuma memasukkan Intifada (=penyerangan Palestina terhadap Israel) sebagai sejarah konfrontasi melawan Israel. Intifada Pertama 1987-1993, Intifada Kedua 2000-2005. Selama ini konflik mencuat di Gaza yang dikuasai Hamas.
4) PENGAKUAN DUNIA INTERNASIONAL
Tahun 1964, Liga Arab membentuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) guna mewujudkan negara Arab di atas tanah Israel. Tahun 1974 Arab Summit menunjuk PLO mewakili Palestina di forum-forum internasional. Tahun 1988 Dewan Nasional Palestina mengadakan pertemuan selama 3 hari dan menghasilkan Deklarasi Kemerdekaan Palestina yang ditulis oleh penyair Mahmoud Darwish.
Sejak 1988, kemerdekaan Palestina telah diakui oleh 137 negara (termasuk Indonesia) dari 192 negara di dunia. Jadi masih ada 55 negara di dunia yang belum menerima Palestina. Negara Palestina seperti yang dinyatakan oleh Dewan Nasional Palestina dapat diakui oleh masing-masing pemerintah tetapi tidak mungkin memenuhi syarat untuk keanggotaan di PBB. Karena itu hingga Januari 2018, Palestina mencoba untuk meningkatkan statusnya di PBB dari negara pengamat ke anggota negara penuh. Untuk mendapatkan keanggotaan penuh PBB, negara Palestina membutuhkan dukungan sembilan dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, dengan ketentuan bahwa tidak satu pun dari lima negara anggota permanen menggunakan hak veto.

5) SOLUSI DUA NEGARA
Pada 2002, Dewan Keamanan PBB meloloskan Resolusi 1397 tentang solusi dua negara. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan dalam situs resmi pemerintah, resolusi paling logis dari konflik antara Palestina dan Israel adalah pembentukan dua negara bangsa. Israel menolak konsep satu negara dengan dua bangsa yaitu Yahudi dan Arab. Selama Deklarasi Palestina belum mengakui eksistensi Israel (lihat poin nomor 5 di atas) maka perdamaian tidak akan pernah tercapai.
6) PERAN INDONESIA
Jadi, Palestina itu sudah merdeka maka yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk Palestina adalah :
- Memperjuangkan agar Palestina menjadi anggota PBB. Meski Indonesia sudah 4 kali jadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, peran Indonesia untuk Palestina di PBB belum nyata. Indonesia bisa negosiasi dengan Amerika agar tidak memveto di DK PBB.
- Bekerja sama dengan Otoritas Palestina untuk menghentikan provokasi kekerasan Hamas terhadap Israel dan warga Palestina sendiri demi menurunkan intensitas konflik di perbatasan Gaza dan Israel.
- Menjalin kerjasama bilateral dengan Israel, sebagaimana Indonesia dengan Taiwan yang tidak ada hubungan diplomatik namun bisa bekerjasama dalam bidang ekonomi, turisme, alih teknologi, studi, buruh migran ke Israel, dll.
- Indonesia pun harus legowo untuk mengakui Yerusalem Timur untuk Israel karena berdasarkan sejarah, kepemilikan kota itu lebih sah untuk Israel. Jika Indonesia mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Indonesia sudah berperan mewujudkan perdamaian dunia. Lagipula kalau mau merujuk sebelum Perang 1967, Yerusalem Timur adalah wilayah yang berada di bawah Yordania, bukan Palestina. Namun Yordania tidak pernah meminta kembali Yerusalem Timur. Jika Indonesia tidak ingin Yerusalem Timur menjadi milik Israel, maka yang diperjuangkan adalah mengembalikan Yerusalem Timur kepada Yordania.
- Berdasarkan sejarah Palestina sendiri, Palestina tidak pernah dijajah oleh Israel. Jadi jika kita sudah mengakui Palestina itu sudah merdeka seperti dijelaskan diatas, maka demonstrasi bela Palestina tidak diperlukan lagi. Fokus kita cukup untuk memerangi kebencian dan melawan kekerasan atas nama agama.
Tulisan Monique Rijkers untuk Fakta ISRAEL
#edukadiIsrael #SejarahPalestina #Israel #Palestina