Transportasi Umum di Yerusalem
Usai berkunjung ke Pusat Film Steven Spielberg di Hebrew Univ, saya ke Kota Tua di Yerusalem Timur naik bus umum nomor 19. Petunjuk rute bus tersaji dalam bahasa Atab dan Ibrani, mau tidak mau harus bertanya ke sesama penumpang rute bis yang saya inginkan.
Naik kendaraan umum seperti bus, kita bisa melihat kehidupan multi-etnis antara orang Arab Israel dan Yahudi. Di Yerusalem, selain bus, ada trem dan taksi untuk seputar kota. Keluar kota bisa naik bus antar-kota atau kereta.
Perjalanan dari dan ke bandara paling aman dan nyaman naik sherut (semacam mobil omprengan) yang mengantar dan menjemput sampai tujuan, jadi tidak perlu repot dengan koper. Satu mobil berisi 10 orang saja dan harga cukup terjangkau. Tapi sayangnya Sherut dari Bandara Tel Aviv cuma ada ke Yerusalem dan Haifa.
Suatu kali pas naik taksi, ini di Tel Aviv, bukan Yerusalem….. pengemudi taksi tidak menggunakan argometer. Pengemudi taksi langsung kasih harga dan bisa ditawar. Tengah jalan ada penumpang menyetop taksi, eh si supir berhenti. Tanya jawab dalam bahasa Ibrani, lalu karena beda jurusan si penumpang batal ikut. Lucu ya. Ternyata menurut si pengemudi taksi, kalau tujuan penumpangnya sama, tidak menjadi masalah untuk mengangkut penumpang lain di tengah jalan, alasannya sulit dapat taksi jadi kalo bisa bareng, kenapa tidak?. Penumpang tambahan itu tetap bayar sekadarnya. Tapi sangat tidak disarankan untuk naik taksi karena mahal, perjalanan sejam dari Yerusalem ke Tel Aviv bisa sejutaan atau sekitar 350 shekel. Sangat mahal tetapi waktu itu terpaksa karena bus sudah tidak tersedia setelah jam delapan malam. Ini menjadi pelajaran juga buat saya, daripada bolak-balik berat di ongkos, mending menginap di hostel yang semalam harganya berkisar sejutaan juga.
Penulis : Monique Rijkers untuk FaktaIsrael.com