Sejarah

Zionisme Rasa Kolonial

Masih melanjutkan sejarah Zionisme di Nusantara dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia ke-75, mari kita kembali ke Keren Hayesod, organisasi yang mendukung mudiknya orang Yahudi yang terserak kembali ke Sion, Yerusalem atau yang dikenal dunia sebagai Zionisme. Keren Hayesod hingga kini masih ada

foto faktaISRAEL dalam acara Keren Hayesod

Selain memiliki cabang di Dutch East Indies, petinggi organisasi Yahudi dunia Keren Hayesod yang berpusat di London pun datang ke Nusantara bahkan pada 1927, Dr. Alexander Goldstein, pendiri Keren Hayesod datang ke Batavia, Bandung, Jogyakarta, Semarang, Malang dan Surabaya. Informasi ini diberitakan oleh Jewish Telegraphic Agency pada tanggal 5 Juni 1927. Pada 15 Januari 1928, Jewish Telegraphic Agency kembali memuat perjalanan Goldstein ke Batavia, Bandung dan Surabaya dalam peranannya sebagai pengumpul dana dari Singapura (organisasi Yahudi di Singapura bernama Singapore Zionist Society) hingga Australia.

Goldstein memandang serius keberadaan orang-orang Yahudi di Dutch East Indies sehingga ia merancang Keren Hayesod Campaign atau Kampanye Keren Hayesod tahun 1928. Goldstein sendiri adalah seorang wartawan koran Zionis berbahasa Rusia “Rasvet” dan ia menjadi tokoh Zionis utama di Rusia. Ia kemudian menetap di Palestina pada tahun 1933. Organisasi yang mengatur pertemuan demi pertemuan antara Goldstein dengan komunitas Yahudi lokal adalah Kunstkring, asosiasi seni Eropa paling berpengaruh di Hindia Belanda.

Gedung pameran benda seni milik Kunstking di Jalan Teuku Umar, Jakarta hingga kini masih ada (lihat foto) dan menjadi restoran setelah sempat jadi kantor imigrasi. Bisa jadi anggota Kunstkring itu orang-orang Yahudi juga sehingga dipertemukan.

Goldstein kemudian menulis kisah hidupnya dalam buku berjudul “My World As A Jew”.

Gubernur Hindia Belanda termasuk pihak yang mendukung cita-cita Zionisme untuk mewujudkan negara Yahudi di Palestina. Pada akhir 1920-an, nama Palestina Fondsen lebih sering digunakan daripada Keren Hayesod. Selain Keren Hayesod, Nederlandsch Indie Zionistenbond juga membuka cabang di sejumlah tempat seperti Batavia, Surabaya, Bandung, Jogyakarta, Semarang, Malang dan Pasuruan.

Dari sekilas informasi ini, kita tahu zionisme sudah hidup di Nusantara sejak dahulu, jauh sebelum Indonesia merdeka. Namun Indonesia lebih beruntung karena sudah merdeka lebih dulu pada tahun 1945 dan zionisme baru menjadi kenyataan tahun 1948, dengan adanya negara Israel.

Dari kerajaan, Israel menjadi negara yang membuka pintu untuk orang Yahudi di dunia termasuk dari Belanda dan Irak yang berada di Nusantara agar pulang ke Israel, berkumpul kembali di Tanah Perjanjian dengan orang Yahudi yang bertahan di bawah penjajahan Ottoman selama 400 tahun.

Tags
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close